Friday, 19 February 2010

Pengalaman mengajar di Sekolah Menorah

 Mengajar di TK dan Playgroup Menorah selama liburan semakin menambah warna dalam hidupku. Hehe, bagaimana tidak? Sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu, hal pertama yang terlintas di otakku adalah: Oh, God. Aku tidak pernah berada di situasi seperti ini ketika aku berada di bangku TK! Hahaha!
 
Ketika aku memarkirkan motorku dan berjalan di halaman, aku melihat seorang anak perempuan. Badannya kurus sekali. Dia berlari kesana kemari. Ternyata, tahukah kamu apa yang dia lakukan? Dia menangkap capung! Suatu permainan yang bagi orang dewasa adalah permainan-yang-useless, tetapi aku rasa itu melatih kemampuan motoriknya *cieileeeh, bahasaku udah kayak guru aja*
Ketika aku ajak berkenalan, dia berkata: Namaku Zahra. Aku tersenyum. Agak sedikit aneh, karena dia tidak mau bergabung dengan temannya yang lain.

Baiklah. Itu situasi di halaman. Lain lagi dengan situasi di dalam sekolah. Langkah pertamaku diikuti teriakan seorang anak. Teriakan yang agak tidak terkontrol. Aku mencari sumber suara itu. Ternyata suara tersebut berasal dari seorang anak laki-laki berkebutuhan khusus. Kalo kata Ce Devy, anak itu mengalami mental degradation, bukan autis seperti yang banyak orang bilang. Namanya Marcell.

Tidak berhenti sampai di situ, anak-anak yang lain berlarian dari dalam kelas ke luar kelas. Mereka heboh sekali. Mereka lebih heboh dariku! Kehebohan mereka membuatku bingung. Mungkin itu juga yang dirasakan orang-orang waktu melihat kehebohanku. Hahaha..

Dulu sewaktu aku TK, suasana sekolah begitu tertib. Banyak guru yang galak. Kalo kita salah bariiss aja, langsung deh kena marah si ibu guru. Tetapi suasananya sangat berbeda sekali di TK Menorah. Hehe, sekalian promosi enggak apa-apa kan? Yep, gurunya lemah lembut, penuh sopan santun, mau mengarahkan jalan anak-anak jika mereka berbuat kesalahan, menjawab pertanyaan anak-anak, memberi perhatian, dan mendidik mereka sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ce Devy dan Ce Windy pasti tersipu-sipu malu kalo baca blog-ku, hahaha!

Baiklah. Saya akan melanjutkan bercerita. Itu tadi anak-anak yang berlari-lari. TK Menorah memang beda dengan taman kanak-kanak pada umumnya. Aku melihat ada satu anak yang tidak bisa berjalan. Dia hanya memandangi teman-temannya berlarian kesana kemari. Namanya Putra. Setelah beberapa hari mengamatinya, dia memiliki kelebihan yang luar biasa. Dibalik semua kelemahan yang dia miliki, dia ternyata memiliki semangat belajar yang tidak dimiliki oleh teman-teman yang lain. Selain itu, dia adalah anak yang ceria.
 
Setelah jam istirahat selesai, aku masuk ke ruang kelas bersama guru-guru yang lainnya. Ketika Ce Devy menerangkan materi, aku melihat ada anak yang tidak bisa diam. Aku kira dia adalah anak autis, tetapi aku salah. Itu hanya efek samping kejeniusannya. Ya, dia adalah anak yang jenius. Cara berpikirnya tidak mencerminkan bahwa dia masih TK B. Oh, God!

Namanya David. Dia adalah anak dari salah satu dosen fakultas Teknik di kampusku. Dia pintar, bahkan sangat pintar! Hanya dia yang bisa menjelaskan alasan mengapa ada siang dan ada malam (tentunya karena rotasi bumi dan segala penjelasannya itu). Hanya dia yang dapat bercerita tentang penciptaan alam semesta bahkan sampai zaman Kain dan Habel, astagaaaa! Hehehe.. Tidak ada teman-temannya yang seperti dia. Dia benar-benar luar biasa untuk ukuran anak TK B. Nah, akibat terlalu pintar, si David ini jadi agak susah di atur. Tapi, dia anak yang baik. Masih mau mendengarkan guru-gurunya.

Dan masih banyak lagi anak-anak TK Menorah yang tidak dapat aku ceritakan satu persatu.

Oke. Itu tadi TK. Lain lagi dengan Playgroup Menorah. Anak-anaknya pun tidak kalah luar biasa. Playgroup ini lebih di dominasi oleh Kennes dan Cia. Aku sedikit heran, Kezia itu ternyata kalo di sekolah dieeemmm banget. Beda kalo di Gereja. Hahaha.. Kalo kata Ce El, dia jago kandang. Haha, udah kayak pemain bola aja jago kandang.

Ada satu murid Playgroup yang hari-hari ini selalu bikin so sweet. Yak, dia adalah Nico. Dia adalah murid termuda di Playgroup Menorah. Maklum, baru berumur 2 tahun, sedangkan teman-temannya yang lain berumur 3 tahun. Waktu awal-awal ketemu aku, si Nico ini tidak mau berada jauh-jauh dari Ce Devy. Tetapi, beberapa hari setelah aku mengajar di sana, dia mulai menunjukkan perkembangan. Mau bergaul dengan temannya yang lain, bahkan tadi dia membantuku mengangkat dan membereskan kursi. Waow! Guys, halooo.. Dia baru berumur 2 tahun lhoooooo.. Oh, Nico!

However, mereka semua adalah anak yang luar biasa. Aku belum bisa melakukan apa-apa ketika aku berumur seperti mereka. Dan aku jadi lebih mengagumi Sang Pencipta. Dia menciptakan manusia dengan latar belakang yang berbeda-beda, ditempatkan dalam keluarga dan lingkungan yang berbeda, dan memiliki karakter yang tidak sama. Betapa kreatifnya Tuhan kita! Dia mengkombinasi bermacam-macam DNA manusia, bahkan tidak orang yang sama persis di dunia ini. Siapakah kita ini sehingga seringkali kita meragukan kasihNya? Setiap hal apa pun yang ada dan terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan sudah menghitung dan menakarnya sesuai dengan kapasitas kita. Belum tentu aku bisa menghadapi kondisi ketika aku berada dalam kondisi Marcell, atau Marcell juga belum tentu bisa apabila dia mengalami peristiwa-peristiwa yang aku alami. Apa pun yang kalian alami, bersyukurlah. Kita ada karena kehendak Tuhan.
"Di dalam Kristuslah kita menemukan siapa kita dan untuk apa kita hidup. Jauh sebelum kita mendengar tentang Kristus untuk pertama kali,... Dia telah melihat kita, merancang kita bagi kehidupan yang penuh kemuliaan, bagian dari keseluruhan tujuan yang Dia kerjakan di dalam segala sesuatu dan semua orang." - Efesus 1: 11 (MSG)

Wednesday, 17 February 2010

Ketulusan hati dan dosa

Masih adakah orang yang tulus di dunia ini? Masih adakah orang-orang takut akan Dia? Masih adakah orang yang sungguh-sungguh mau menyerahkan hidupnya untuk Tuhan?

Apakah penyerahan diri itu? Maksudku, penyerahan diri kepada Tuhan. Apakah engkau maju ke depan ketika altar call itu kau sebut penyerahan diri? Sementara setelah itu engkau berbuat dosa lagi. Atau, engkau sudah mengakui segala perbuatan dosamu, tetapi engkau tetap jatuh bangun di dalam dosa? Lalu, bagaimana kehidupanmu? Apakah engkau hidup kudus sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan?

Untuk menjawab setiap pertanyaan di atas, sebelumnya mari kita bersama-sama cek hati kita masing-masing.

Hari-hari ini, dunia menjadi semakin jahat. Banyak hal yang pada awalnya diciptakan untuk kebaikan, tetapi pada akhirnya digunakan untuk tujuan yang tidak benar. Sedikit contoh, engkau yang senang bermain game. Tujuannya baik yaitu untuk refreshing pikiran yang penat, tetapi apabila engkau menggunakannya dengan berlebihan maka game akan mengikatmu. Ya, engkau akan diperbudak oleh game. Game akan menjadi tuhanmu karena waktumu banyak engkau gunakan untuk bermain game. Dan ini, Tuhan sangat tidak suka. FirmanNya berkata dalam Keluaran 20: 3, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”

Contoh yang lain adalah pacaran. Hehe.. Sebenarnya di dalam Alkitab tidak pernah ada kata pacaran. Pengertian pacaran adalah suatu proses pengenalan pasangan sebelum menikah. Hmm, pengertian di atas bisa jadi rancu. Untuk memperjelas, engkau sudah mengenal pasanganmu sebelum berpacaran, dan ketika engkau sudah memutuskan untuk berpacaran, engkau sudah yakin benar bahwa pasanganmu datangnya datang dari Tuhan. Jika engkau tidak benar-benar yakin, lebih baik jangan. Hati-hati juga, jangan sembarangan pakai kalimat: “Aku dapet dari Tuhan, kalo kamu adalah pasaganku.” Hati-hati. Jangan menjadi nabi palsu di akhir zaman.

Kok jadi bahas tentang berpasangan ya? Baiklah. Kita kembali ke topik semula. Pacaran bisa mengikatmu. Kenapa bisa begitu? Dengan frekuensi pacaran ala zaman modern, dimana pacaran selalu identik dengan telpon-telponan sepanjang waktu, sms-an sepanjang masa, dan rasa kangen yang tidak terkendali, berhati-hatilah. Aku pernah mengalaminya. Aku terikat dengan mantan pasanganku. Sehari tanpa sms atau telepon darinya akan terasa begitu hampa. Ketika bertemu saling berpegangan tangan. Ketika sedang sedih, sang pujaan hati memeluk kita. Oh, betapa indahnya dunia. Dunia milik berdua, yang lain ngontrak. Bagi dunia, hal tersebut menjadi biasa. Yaaaah, namanya juga orang pacaran.

Stop! Baiklah. Mari bersama-sama memperhatikan fenomena-fenomena di atas. Terlihat biasa-biasa saja bukan? Lantas, apanya yang dosa? Apa itu salah? Apa pacaran itu salah?

Si Iblis rupanya sudah semakin canggih saja memperdaya manusia. Ketika engkau merasa semua yang aku paparkan di atas adalah hal yang biasa, berhati-hatilah, engkau sedang diperdaya oleh Iblis. Dia membungkus sampah yang bau dengan kertas kado yang indah dan diberi pita-pita emas yang lucu. Selain itu, yang menyebabkan dosa terjadi adalah, kita sebagai manusia memberi kesempatan pada dosa untuk menguasai hidup kita. Berjaga-jagalah dan bertanggungjawablah atas hidupmu.

Ketika membaca Mazmur 26, aku begitu kagum dengan ketulusan dan kemurnian Daud. Sama sekali bukan ketulusan yang palsu. Daud menjadi begitu apa adanya.

Orang-orang yang tulus mencintai Tuhan, dia akan merelakan hidupnya untuk kesenangan Tuhan. Apa yang membuat Tuhan senang? Ketaatan dan kekudusan. Kedua kata ini sering digunakan sebagai alasan untuk ngeles. Ah, gimana bisa taat & hidup kudus selama masih hidup di dunia? Aku cuma manusia biasa dan enggak bisa jadi sempurna.
Oh, please. Stop saying that! Ketika kita mengatakan hal tersebut, berarti kita belom benar-benar mengalami cintanya Tuhan. Kekuatan cinta yang akan memampukan kita untuk melawan dosa. Minta Tuhan memampukan, kemudian lakukan bagian kita dengan sebaik mungkin.

Saudara-saudaraku yang terkasih, jangan pernah mau ditipu sama Iblis. Jangan bodoh! Hiduplah dengan ketaatan dan kekudusan. Taat pada Firman Tuhan dan hiduplah kudus. Kekudusan tidak hanya berbicara tentang kita tidak hidup dalam perzinahan dan percabulan, tetapi juga pikiran-pikiran kita, perkataan kita, juga perbuatan kita. Memang, standar Tuhan sangatlah tinggi. Tetapi, saya percaya Tuhan akan memampukan kita ketika kita melakukannya dengan hati yang tulus dan penuh cinta.

"Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidiki batinku dan hatiku" - Mazmur 26: 2 

Tuesday, 16 February 2010

Tiada yang seperti Dia


Yoh 14: 6, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Aku tidak pernah mengenal dan tidak pernah tahu ada Allah lain seperti Yesus. Ya, tidak ada yang seperti Dia di bumi ini yang seperti Dia

Siapakah aku ini? Sehingga Dia begitu banyak mempercayakan perkara-perkara besar yang tidak pernah aku bayangkan. Siapakah aku ini? Aku.. Dahulu aku bukan siapa-siapa dan hidupku di dunia ini juga biasa-biasa saja. Siapakah aku ini? Sehingga Dia mencurahkan segenap perhatianNya, kasihNya untukku? Aku tidak layak menerimanya! Aku pikir, aku tidak layak menerima kebaikannya. Aku terlalu banyak mengecewakan Dia, melukai hatiNya.

Aku malu datang kepadaNya, aku malu bertemu denganNya. Karena aku sudah terlalu banyak mengecewakan dan melukaiNya. Aku menangis. Tetapi, bukan ini yang Dia inginkan. Bukan respon seperti ini yang Dia ingin lihat dariku. Sekalipun, aku ini sudah berkali-kali menyakiti hatiNya, Dia selalu ingin aku tinggal dekatNya. Dia yang akan melayakkanku. Setiap kali aku jatuh, tidak pernah bosan Dia mengingatkan, “Kembalilah padaku. Ingatlah akan kasih karuniaKu.”

Aku menangis. Kasih karuniaNya selalu menguatkan hatiku untuk berani kembali kepadaNya.
Aku Kristen sejak kecil. Aku sering mendengarkan cerita-cerita tentang kebaikan Tuhan dari sekolah minggu. Sejak TK hingga SMA, aku bersekolah di sekolah Kristen. Jadi aku tahu, sangat tahu bahwa Tuhan Yesus itu baik. Saat SMA, aku suka datang ke persekutuan doa di Gereja. Aku suka baca renungan harian. Tetapi itu semua tidak menjamin bahwa aku telah merasakan kasih Yesus secara pribadi. Ya, aku tidak pernah merasakannya sendiri. Aku mengetahuinya dari cerita kakak-kakak rohaniku, dari guru-guru sekolah minggu, guru agama di sekolah. Tapi aku tidak pernah mengenalnya secara pribadi. Semua itu malah membuatku menjadi seperti orang Farisi, karena aku tidak memiliki kasih. Aku tidak pernah merasakan kasihNya secara pribadi.

Aku menjadi pribadi yang suka menghakimi orang lain dengan Firman-Firman Tuhan yang sering aku baca. Aku pikir, aku baik-baik saja. Ya, baik-baik saja. Bukankah aku aktif pelayanan di Gereja? Bukankah aku rajin baca Alkitab? Tapi semuanya itu bukan jaminan engkau telah mengalami pertobatanmu yang sejati.

Awal pertobatan dan penyerahan hidupku sepenuhnya kepada Tuhan diawali dengan perjalanan yang luar biasa.

Aku memiliki latar belakang tertolak sejak kecil. Sewaktu aku kecil, teman-temanku begitu rasis. Aku memiliki kulit yang -tidak secerah temanku yang lain- dan teman-temanku berkulit putih. Mereka tidak ingin berteman denganku, bahkan seringkali mereka mengejekku. Hatiku begitu terluka. Sejak saat itu, rasa ingin mengaktualisasi diri muncul dalam hatiku. Aku merasa, tidak ada yang mengasihiku.

Di rumah pun, aku merasa seperti berada dalam neraka. Ibuku memiliki karakter yang sangat keras –hasil didikan kakekku yang adalah seorang angkatan bersenjata republik Indonesia– Jika nilaiku jelek, perkataan-perkataan ibuku selalu melukaiku. Aku sangat terluka dengan ibuku. Tidak jarang, aku dipukulnya. Aku sangat terluka. Aku pikir, Tuhan sangat tidak adil karena Dia memberiku ibu yang seperti ini. Berkali-kali aku ingin lari dari rumah. Aku merasa, ibuku tidak mengasihiku.

Karakter-karakter seperti inilah yang terbangun dalam diriku sejak kecil. Aku menjadi orang yang kekurangan kasih. Aku mencarinya dari teman-temanku. Aku mencarinya dari pacar-pacarku. Tetapi, hatiku tetap merasa hampa. Seperti ada yang kosong di hatiku ini.

Hingga awal aku masuk kuliah, aku tetap menganut pola pikir dunia, sekalipun aku sudah menjadi ‘pelayan’ Tuhan. Aku berpacaran dengan tidak kudus. Aku pikir ya biasa saja karena hampir semua orang melakukannya, bahkan pelayan Tuhan sekalipun.

Sampai akhirnya Tuhan menangkap aku. Suatu hari, Dia memberikan aku sebuah kesadaran akan setiap dosa-dosa yang aku lakukan. Betapa kotornya aku! Aku menangis. Aku meratap. Aku sama sekali tidak berani datang kepadaNya, bahkan aku sempat menjauhkan diri dariNya. Aku tidak mau berdoa karena aku takut dan malu. Setiap hari aku menangis menyesali perbuatan dosaku. Tetapi, aku tetap tidak berani datang kepadaNya. Aku malu.

Tetapi dari sinilah aku mengerti dan merasakan arti dari kasih karuniaNya itu. Setiap pengampunan-pengampunan yang Dia berikan bagi orang yang sungguh-sungguh mau berbalik dari perbuatan dosa. Kehampaan di hatiku diisi olehNya. Tahap demi tahap, pola pikirku mulai diubahkan. Karakterku mulai diubahkan. Hatiku dipulihkan, tahap demi tahap. Hingga saat ini Dia mempercayakan banyak hal besar dalam diriku, tetapi tidak lupa ia mengajarkan kepadaku untuk setia pada perkara-perkara kecil.

Aku tidak pernah bisa membayangkan seperti apa aku nanti kalau Tuhan tidak pernah menangkapku dulu.
Aku hanya ingin berkata, kembalilah kepadaNya. Tidak ada yang seperti Dia di dunia ini! Bahkan orang tua kita, teman-teman kita, pacar kita tidak akan pernah bisa menggantikan posisiNya di tahta hati kita! Kita butuh Dia. Kita butuh Yesus! Karena hanya Dia yang rela mati untuk kita, menggantikan posisi kita untuk disalibkan. Hanya Dialah Penebus kita. Jangan sia-siakan keselamatan yang Dia berikan kepada kita. Ketika Dia datang yang kedua kalinya nanti, bagaimana pertanggungjawaban kita terhadap keselamatan gratis yang Ia berikan? Bertobatlah! Datanglah kepada Yesus, karena hanya Dialah keselamatan kita. Jangan sia-siakan waktu kita, karena waktunya tinggal sebentar lagi. Ketika Ia datang, Ia akan meminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan kita.

Juga jangan pernah lupakan ayat ini, Mat 7: 21, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."

Setelah engkau menerimaNya sebagai Tuhan (yang artinya Dialah yang berkuasa penuh atas hidupmu) dan Juruselamat (yang artinya adalah hanya Dia yang sanggup menyelamatkan engkau), maka yang harus kita lakukan adalah melakukan kehendak Bapa di sorga. Taat dan setia hingga akhir hidupmu.

Yesus itu sangat mengasihi kita. Masihkah kita mau menyiayiakan hidup kita untuk kepuasan, kesenangan, dan ikatan dunia? Mari datang kepadaNya dan serahkan hatimu padaNya.

Jadilah bintang-bintang kecil Bapa

Yang selalu bersinar dimanapun anda berada