Tuesday, 16 February 2010
Tiada yang seperti Dia
Yoh 14: 6, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Aku tidak pernah mengenal dan tidak pernah tahu ada Allah lain seperti Yesus. Ya, tidak ada yang seperti Dia di bumi ini yang seperti Dia
Siapakah aku ini? Sehingga Dia begitu banyak mempercayakan perkara-perkara besar yang tidak pernah aku bayangkan. Siapakah aku ini? Aku.. Dahulu aku bukan siapa-siapa dan hidupku di dunia ini juga biasa-biasa saja. Siapakah aku ini? Sehingga Dia mencurahkan segenap perhatianNya, kasihNya untukku? Aku tidak layak menerimanya! Aku pikir, aku tidak layak menerima kebaikannya. Aku terlalu banyak mengecewakan Dia, melukai hatiNya.
Aku malu datang kepadaNya, aku malu bertemu denganNya. Karena aku sudah terlalu banyak mengecewakan dan melukaiNya. Aku menangis. Tetapi, bukan ini yang Dia inginkan. Bukan respon seperti ini yang Dia ingin lihat dariku. Sekalipun, aku ini sudah berkali-kali menyakiti hatiNya, Dia selalu ingin aku tinggal dekatNya. Dia yang akan melayakkanku. Setiap kali aku jatuh, tidak pernah bosan Dia mengingatkan, “Kembalilah padaku. Ingatlah akan kasih karuniaKu.”
Aku menangis. Kasih karuniaNya selalu menguatkan hatiku untuk berani kembali kepadaNya.
Aku Kristen sejak kecil. Aku sering mendengarkan cerita-cerita tentang kebaikan Tuhan dari sekolah minggu. Sejak TK hingga SMA, aku bersekolah di sekolah Kristen. Jadi aku tahu, sangat tahu bahwa Tuhan Yesus itu baik. Saat SMA, aku suka datang ke persekutuan doa di Gereja. Aku suka baca renungan harian. Tetapi itu semua tidak menjamin bahwa aku telah merasakan kasih Yesus secara pribadi. Ya, aku tidak pernah merasakannya sendiri. Aku mengetahuinya dari cerita kakak-kakak rohaniku, dari guru-guru sekolah minggu, guru agama di sekolah. Tapi aku tidak pernah mengenalnya secara pribadi. Semua itu malah membuatku menjadi seperti orang Farisi, karena aku tidak memiliki kasih. Aku tidak pernah merasakan kasihNya secara pribadi.
Aku menjadi pribadi yang suka menghakimi orang lain dengan Firman-Firman Tuhan yang sering aku baca. Aku pikir, aku baik-baik saja. Ya, baik-baik saja. Bukankah aku aktif pelayanan di Gereja? Bukankah aku rajin baca Alkitab? Tapi semuanya itu bukan jaminan engkau telah mengalami pertobatanmu yang sejati.
Awal pertobatan dan penyerahan hidupku sepenuhnya kepada Tuhan diawali dengan perjalanan yang luar biasa.
Aku memiliki latar belakang tertolak sejak kecil. Sewaktu aku kecil, teman-temanku begitu rasis. Aku memiliki kulit yang -tidak secerah temanku yang lain- dan teman-temanku berkulit putih. Mereka tidak ingin berteman denganku, bahkan seringkali mereka mengejekku. Hatiku begitu terluka. Sejak saat itu, rasa ingin mengaktualisasi diri muncul dalam hatiku. Aku merasa, tidak ada yang mengasihiku.
Di rumah pun, aku merasa seperti berada dalam neraka. Ibuku memiliki karakter yang sangat keras –hasil didikan kakekku yang adalah seorang angkatan bersenjata republik Indonesia– Jika nilaiku jelek, perkataan-perkataan ibuku selalu melukaiku. Aku sangat terluka dengan ibuku. Tidak jarang, aku dipukulnya. Aku sangat terluka. Aku pikir, Tuhan sangat tidak adil karena Dia memberiku ibu yang seperti ini. Berkali-kali aku ingin lari dari rumah. Aku merasa, ibuku tidak mengasihiku.
Karakter-karakter seperti inilah yang terbangun dalam diriku sejak kecil. Aku menjadi orang yang kekurangan kasih. Aku mencarinya dari teman-temanku. Aku mencarinya dari pacar-pacarku. Tetapi, hatiku tetap merasa hampa. Seperti ada yang kosong di hatiku ini.
Hingga awal aku masuk kuliah, aku tetap menganut pola pikir dunia, sekalipun aku sudah menjadi ‘pelayan’ Tuhan. Aku berpacaran dengan tidak kudus. Aku pikir ya biasa saja karena hampir semua orang melakukannya, bahkan pelayan Tuhan sekalipun.
Sampai akhirnya Tuhan menangkap aku. Suatu hari, Dia memberikan aku sebuah kesadaran akan setiap dosa-dosa yang aku lakukan. Betapa kotornya aku! Aku menangis. Aku meratap. Aku sama sekali tidak berani datang kepadaNya, bahkan aku sempat menjauhkan diri dariNya. Aku tidak mau berdoa karena aku takut dan malu. Setiap hari aku menangis menyesali perbuatan dosaku. Tetapi, aku tetap tidak berani datang kepadaNya. Aku malu.
Tetapi dari sinilah aku mengerti dan merasakan arti dari kasih karuniaNya itu. Setiap pengampunan-pengampunan yang Dia berikan bagi orang yang sungguh-sungguh mau berbalik dari perbuatan dosa. Kehampaan di hatiku diisi olehNya. Tahap demi tahap, pola pikirku mulai diubahkan. Karakterku mulai diubahkan. Hatiku dipulihkan, tahap demi tahap. Hingga saat ini Dia mempercayakan banyak hal besar dalam diriku, tetapi tidak lupa ia mengajarkan kepadaku untuk setia pada perkara-perkara kecil.
Aku tidak pernah bisa membayangkan seperti apa aku nanti kalau Tuhan tidak pernah menangkapku dulu.
Aku hanya ingin berkata, kembalilah kepadaNya. Tidak ada yang seperti Dia di dunia ini! Bahkan orang tua kita, teman-teman kita, pacar kita tidak akan pernah bisa menggantikan posisiNya di tahta hati kita! Kita butuh Dia. Kita butuh Yesus! Karena hanya Dia yang rela mati untuk kita, menggantikan posisi kita untuk disalibkan. Hanya Dialah Penebus kita. Jangan sia-siakan keselamatan yang Dia berikan kepada kita. Ketika Dia datang yang kedua kalinya nanti, bagaimana pertanggungjawaban kita terhadap keselamatan gratis yang Ia berikan? Bertobatlah! Datanglah kepada Yesus, karena hanya Dialah keselamatan kita. Jangan sia-siakan waktu kita, karena waktunya tinggal sebentar lagi. Ketika Ia datang, Ia akan meminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan kita.
Juga jangan pernah lupakan ayat ini, Mat 7: 21, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
Setelah engkau menerimaNya sebagai Tuhan (yang artinya Dialah yang berkuasa penuh atas hidupmu) dan Juruselamat (yang artinya adalah hanya Dia yang sanggup menyelamatkan engkau), maka yang harus kita lakukan adalah melakukan kehendak Bapa di sorga. Taat dan setia hingga akhir hidupmu.
Yesus itu sangat mengasihi kita. Masihkah kita mau menyiayiakan hidup kita untuk kepuasan, kesenangan, dan ikatan dunia? Mari datang kepadaNya dan serahkan hatimu padaNya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Jadilah bintang-bintang kecil Bapa
Yang selalu bersinar dimanapun anda berada
2 comments:
amin2.. good writing ^_^
siap kotbah di recom neh.. =)
Kapan pun Sang Raja memberi perintah =)
Post a Comment