Wednesday, 17 February 2010

Ketulusan hati dan dosa

Masih adakah orang yang tulus di dunia ini? Masih adakah orang-orang takut akan Dia? Masih adakah orang yang sungguh-sungguh mau menyerahkan hidupnya untuk Tuhan?

Apakah penyerahan diri itu? Maksudku, penyerahan diri kepada Tuhan. Apakah engkau maju ke depan ketika altar call itu kau sebut penyerahan diri? Sementara setelah itu engkau berbuat dosa lagi. Atau, engkau sudah mengakui segala perbuatan dosamu, tetapi engkau tetap jatuh bangun di dalam dosa? Lalu, bagaimana kehidupanmu? Apakah engkau hidup kudus sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan?

Untuk menjawab setiap pertanyaan di atas, sebelumnya mari kita bersama-sama cek hati kita masing-masing.

Hari-hari ini, dunia menjadi semakin jahat. Banyak hal yang pada awalnya diciptakan untuk kebaikan, tetapi pada akhirnya digunakan untuk tujuan yang tidak benar. Sedikit contoh, engkau yang senang bermain game. Tujuannya baik yaitu untuk refreshing pikiran yang penat, tetapi apabila engkau menggunakannya dengan berlebihan maka game akan mengikatmu. Ya, engkau akan diperbudak oleh game. Game akan menjadi tuhanmu karena waktumu banyak engkau gunakan untuk bermain game. Dan ini, Tuhan sangat tidak suka. FirmanNya berkata dalam Keluaran 20: 3, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”

Contoh yang lain adalah pacaran. Hehe.. Sebenarnya di dalam Alkitab tidak pernah ada kata pacaran. Pengertian pacaran adalah suatu proses pengenalan pasangan sebelum menikah. Hmm, pengertian di atas bisa jadi rancu. Untuk memperjelas, engkau sudah mengenal pasanganmu sebelum berpacaran, dan ketika engkau sudah memutuskan untuk berpacaran, engkau sudah yakin benar bahwa pasanganmu datangnya datang dari Tuhan. Jika engkau tidak benar-benar yakin, lebih baik jangan. Hati-hati juga, jangan sembarangan pakai kalimat: “Aku dapet dari Tuhan, kalo kamu adalah pasaganku.” Hati-hati. Jangan menjadi nabi palsu di akhir zaman.

Kok jadi bahas tentang berpasangan ya? Baiklah. Kita kembali ke topik semula. Pacaran bisa mengikatmu. Kenapa bisa begitu? Dengan frekuensi pacaran ala zaman modern, dimana pacaran selalu identik dengan telpon-telponan sepanjang waktu, sms-an sepanjang masa, dan rasa kangen yang tidak terkendali, berhati-hatilah. Aku pernah mengalaminya. Aku terikat dengan mantan pasanganku. Sehari tanpa sms atau telepon darinya akan terasa begitu hampa. Ketika bertemu saling berpegangan tangan. Ketika sedang sedih, sang pujaan hati memeluk kita. Oh, betapa indahnya dunia. Dunia milik berdua, yang lain ngontrak. Bagi dunia, hal tersebut menjadi biasa. Yaaaah, namanya juga orang pacaran.

Stop! Baiklah. Mari bersama-sama memperhatikan fenomena-fenomena di atas. Terlihat biasa-biasa saja bukan? Lantas, apanya yang dosa? Apa itu salah? Apa pacaran itu salah?

Si Iblis rupanya sudah semakin canggih saja memperdaya manusia. Ketika engkau merasa semua yang aku paparkan di atas adalah hal yang biasa, berhati-hatilah, engkau sedang diperdaya oleh Iblis. Dia membungkus sampah yang bau dengan kertas kado yang indah dan diberi pita-pita emas yang lucu. Selain itu, yang menyebabkan dosa terjadi adalah, kita sebagai manusia memberi kesempatan pada dosa untuk menguasai hidup kita. Berjaga-jagalah dan bertanggungjawablah atas hidupmu.

Ketika membaca Mazmur 26, aku begitu kagum dengan ketulusan dan kemurnian Daud. Sama sekali bukan ketulusan yang palsu. Daud menjadi begitu apa adanya.

Orang-orang yang tulus mencintai Tuhan, dia akan merelakan hidupnya untuk kesenangan Tuhan. Apa yang membuat Tuhan senang? Ketaatan dan kekudusan. Kedua kata ini sering digunakan sebagai alasan untuk ngeles. Ah, gimana bisa taat & hidup kudus selama masih hidup di dunia? Aku cuma manusia biasa dan enggak bisa jadi sempurna.
Oh, please. Stop saying that! Ketika kita mengatakan hal tersebut, berarti kita belom benar-benar mengalami cintanya Tuhan. Kekuatan cinta yang akan memampukan kita untuk melawan dosa. Minta Tuhan memampukan, kemudian lakukan bagian kita dengan sebaik mungkin.

Saudara-saudaraku yang terkasih, jangan pernah mau ditipu sama Iblis. Jangan bodoh! Hiduplah dengan ketaatan dan kekudusan. Taat pada Firman Tuhan dan hiduplah kudus. Kekudusan tidak hanya berbicara tentang kita tidak hidup dalam perzinahan dan percabulan, tetapi juga pikiran-pikiran kita, perkataan kita, juga perbuatan kita. Memang, standar Tuhan sangatlah tinggi. Tetapi, saya percaya Tuhan akan memampukan kita ketika kita melakukannya dengan hati yang tulus dan penuh cinta.

"Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidiki batinku dan hatiku" - Mazmur 26: 2 

2 comments:

Arief W said...

Huebat ami. kali ini gaya penulisanmu lebih serius dari biasanya.. tegas dan jelas..:)
Biar artikel kita menjadi berkat bagi semua orang
GBU

Amitya Sariningsih said...

Hehehe.. Belom dapet chemistry untuk melucu :)

Post a Comment

Jadilah bintang-bintang kecil Bapa

Yang selalu bersinar dimanapun anda berada