Wednesday, 21 July 2010

Hati yang menyembah milik Maria


Orang-orang di Betania mengenal siapa perempuan itu. Ya, dialah seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Orang-orang menjadi mengenal perempuan itu oleh sebab dosa-dosa yang dilakukannya. Dan ketika dia mendengar Yesus datang ke rumah orang Farisi untuk makan, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi (Lukas 7: 37). Di Yohanes 12: 3, dikatakan bahwa minyak itu adalah minyak narwastu murni yang mahal harganya. Saya kuliah di Fakultas Farmasi yang juga belajar tentang isolasi dan pemurnian suatu senyawa (minyak astiri, misalnya) dari suatu tanaman, dimana saya mengalami sendiri pada saat praktikum bahwa untuk mengisolasi atau memurnikan senyawa dari suatu tanaman itu benar-benar memerlukan kesabaran yang tinggi, waktu yang lama, dan juga metode pemurnian yang digunakan (memakai destilasi uap, destilasi uap-air, atau yang lain) mempengaruhi lamanya proses pemurnian. Hati menjadi was-was ketika hasil pemurnian yang didapat sedikit karena memang kadarnya sedikit. Jadi saya tahu betul untuk mendapatkan minyak yang murni dibutuhkan proses yang lama dan tidak mudah, inilah yang menyebabkan harga minyak murni itu mahal harganya.
                Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyeka dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakiNya dengan minyak wangi itu. Lukas 7: 38. Lihat! Tindakan penyembahan yang luar biasa dari Maria, seorang perempuan berdosa! Setiap orang di kotanya melihat bahwa begitu banyak dosa yang diperbuat Maria. Dia dikenal sebagai seorang perempuan berdosa. Apa reaksimu atau apa yang akan terjadi denganmu, saudara, ketika tetangga-tetanggamu atau orang-orang di kotamu mengenalmu sebagai seorang yang berdosa, sebagai orang yang melakukan dosa? Maria mengerti betul tentang perasaan tidak layak, tertolak, dan terhina. Dia mengalaminya! Maria menangis. Hatinya hancur! Air mata yang mengalir dari hatinya yang terdalam, Ia membasahi kaki Yesus yang kotor akibat debu-debu di jalanan dengan air matanya. Maria rela mengambil tempat terendah hanya untuk membasuh kaki Yesus dengan air matanya. Ia menyeka kaki Yesus yang telah dibasahi oleh air matanya dengan rambutnya. Rambut dianggap sesuatu yang berharga bagi seorang wanita. Rambut melambangkan kehormatan seorang wanita. Maria menggunakan rambutnya yang dianggap berharga untuk menyeka kaki Yesus yang kotor karena kotoran dan debu. Hei, Maria melakukannya! Kemudian Maria mencium kaki Yesus dan meminyakiNya dengan minyak yang mahal. Maria bahkan sudah tidak mengingat-ingat harga dirinya lagi, dengan melakukannya untuk mendapatkan hati Yesus. Dia menundukkan dirinya sendiri untuk meraih Yesus. Hati Yesus disenangkan.
                Maria memang bukanlah orang yang sempurna. Dia pendosa, sama seperti saya dan saudara. Tetapi dia mengenal siapa Yesus, juga kasihNya yang menerima Dia tanpa syarat. Firman Tuhan dikatakan: Dia diselamatkan oleh imannya. Dia melakukan tindakan penyembahan dengan kerendahan hati, ketulusan, dan dengan hati yang betul-betul menginginkan Tuhan. Ya. Maria sangat-sangat ingin mendapatkan hatiNya. Maria memang bukanlah orang yang sempurna tetapi dia rindu menyenangkan Yesus yang sempurna.
                Penyembahan membutuhkan harga untuk dibayar. Tuhan mengajarkan banyak hal kepada saya tentang penyembahan dari seorang Maria. Maria membawa sebuah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Maria begitu dekat dengan Yesus. Tidak ada hal yang dapat menggantikan saat pribadi bersama Allah. Tidak ada pengganti bagi hubungan dengan Kristus. Menyanyikan lagu indah tentang Tuhan adalah hal yang luar biasa, tetapi itu belum cukup. Menyembah adalah berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang dipenuhi pemujaan. Menyembah Allah adalah menundukkan diri kepadaNya, memujaNya, dan memandang keindahannNya dengan kagum. Penyembahan adalah ungkapan kasihmu kepada Tuhan. Berdoalah agar hatimu memiliki hati yang menyembah seperti Maria, saudara. 
Bukan orang-orang mati akan memuji-muji Tuhan, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi, tetapi kita, kita akan memuji Tuhan, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya! Mazmur 115: 17-18.

Monday, 19 July 2010

Yang dipilih, tetapi ditolak dan digantikan


Pada waktu itu kondisi bangsa Israel berada dalam tekanan bangsa Filistin. Pula dilihatnya anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya dan Samuel sudah lanjut usia. Pada kitab 1 Samuel 8: 3-6 dapat dibayangkan bahwa bangsa Israel berada di dalam kondisi sangat tertekan, putus asa, tidak ada pengharapan, dan bangsa itu benar-benar membutuhkan sosok pemimpin yang akan membawa mereka keluar dari segala penderitaan yang mereka alami. Berdoalah Samuel kepada Tuhan dan berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
            Manusia memiliki kecenderungan untuk mempercayai apa yang dapat dilihat oleh mata. Lihat! Seperti bangsa Israel pada zaman Musa, ketika Musa naik ke gunung Sinai untuk mencari kehendak Tuhan, bangsa Israel justru membuat patung-patung lembu tuangan. Bangsa Israel membuat allah dengan tangan mereka sendiri dan sujud menyembah kepadanya. Begitu pula pada zaman Samuel, bangsa Israel lebih mengingini seorang raja yang terlihat memerintah atas mereka dari pada seorang Raja yang tidak terlihat memerintah atas mereka. Cek hatimu, saudara! Ini tidak hanya terjadi pada bangsa Israel jasmani, tetapi ini juga dapat terjadi pada bangsa Israel rohani seperti kita, umat pilihan Allah. Bangsa Israel begitu menginginkan raja yang terlihat memerintah atas mereka, mereka mengingini kehidupan yang sama seperti bangsa lain (1 Samuel 8: 19-20).
            Akhirnya dipilihlah Saul. Saul dipilih itu karena perawakannya yang tinggi, lebih tinggi dari orang-orang sebangsanya. Tidak ada seorangpun yang sama seperti Saul di antara seluruh bangsa itu. Lihat! Bedakan dengan cara Tuhan memilih Daud.
            Di dalam perjalanan hidupnya menjadi raja atas Israel, raja Saul menjadi orang yang luar biasa pada awalnya dan akibat banyaknya ketidaktaatan yang dilakukan olehnya, Roh Tuhan undur dari padanya sebab Saul banyak menimbulkan sakit hati Tuhan. Ya, ketidaktaatan. Ada begitu banyak faktor yang membuat seseorang menjadi tidak taat. Pertama, tuntutan hidup. Ada banyak pahlawan-pahlawan Tuhan yang jatuh berguguran dan sampai pada akhirnya meninggalkan panggilan Tuhan akibat tuntutan hidup. Baik tuntutan untuk hidup enak dan nyaman, pekerjaan yang menghasilkan banyak uang, pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria pribadi, dan banyak lagi. Raja Saul pun melakukan ketidaktaatan akibat tuntutan dari bangsa Israel. Pada saat itu bangsa Israel berada dalam kondisi terjepit dan terdesak. Melihat keadaan itu, dikatakan Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran untuk memohon belas kasihan Tuhan. Jika dilihat sepintas, apa yang salah? Bukankah baik jika memohonkan belas kasihan Tuhan dengan cara mempersembahkan korban? Apalagi kondisi saat itu sedang genting dan mendesak.
            Perhatikan. Di kitab Imamat (dan kitab-kitab lain yang ditulis oleh Musa) dituliskan bahwa mempersembahkan korban bakaran hanya dilakukan oleh seorang Lewi, yang mendapat kasih karunia Tuhan untuk mengurus seluruh urusan rumah Tuhan. Sedangkan kita tahu bahwa Saul berasal dari suku Benyamin. Pekerjaan mempersembahkan korban seharusnya dikerjakan oleh Samuel, tetapi akibat tuntutan Saul menjadi tidak sabar dan akhirnya dialah yang mempersembahkan korban bakaran. Lihat! Ketidaksabaran dapat membuahkan ketidaktaatan dan ketidaktaatan dapat mendukakan hati Tuhan. Itulah faktor yang kedua, yaitu ketidaksabaran. Mari belajar taat dan sabar bersama-sama.
            Tuhan telah menolak Saul akibat ketidaktaatan yang mendukakan dan menimbulkan sakit hatiNya, dalam firman Tuhan juga dikatakan: Ia menyesal telah memilih Saul dan Ia memilih seseorang yang berkenan di hatiNya, yaitu Daud. Daud tidak dipilih karena casing-nya, sebagaimana dilihat orang. Tetapi Tuhan melihat kemurnian hati Daud. Tuhan melihat hati. Dikatakan oleh firman Tuhan, sejak hari itu, hari dimana Samuel mengurapi Daud, Roh Tuhan berkuasa atas Daud. Saudara, Saul digantikan akibat ketidaktaatan. Saul mendengar suara Tuhan tetapi dia bergerak dengan pengertian dan pikirannya sendiri. Akibatnya, dia mendukakan hati Tuhan. Saul digantikan.
            Pesan yang dengan tegas ingin disampaikan adalah cari hatiNya, cari kehendakNya, dan lakukan. Ketaatan yang setengah-setengah itu bukan ketaatan! Jika Tuhan menyuruh engkau berdoa dan berpuasa untuk keluargamu setiap jam 5 pagi selama 7 hari, tetapi engkau lakukan hanya dalam 3 hari, itu bukan ketaatan. Jika Tuhan menyuruhmu untuk tetap berdoa bagi pemulihan kampusmu, sekalipun belum terjadi apa-apa, tetaplah berdoa. Berdoalah dengan ketaatan. Kita dapat mengerti dan mengenal hatiNya hanya dengan satu cara: miliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Firman Tuhan dalam Mazmur 25: 14, “Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia dan perjanjianNya diberitahukan pada mereka”
Berserulah kepadaku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal besar dan yang tak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui. Yeremia 33: 3.

Jadilah bintang-bintang kecil Bapa

Yang selalu bersinar dimanapun anda berada