Orang-orang di Betania mengenal siapa perempuan itu. Ya, dialah seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Orang-orang menjadi mengenal perempuan itu oleh sebab dosa-dosa yang dilakukannya. Dan ketika dia mendengar Yesus datang ke rumah orang Farisi untuk makan, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi (Lukas 7: 37). Di Yohanes 12: 3, dikatakan bahwa minyak itu adalah minyak narwastu murni yang mahal harganya. Saya kuliah di Fakultas Farmasi yang juga belajar tentang isolasi dan pemurnian suatu senyawa (minyak astiri, misalnya) dari suatu tanaman, dimana saya mengalami sendiri pada saat praktikum bahwa untuk mengisolasi atau memurnikan senyawa dari suatu tanaman itu benar-benar memerlukan kesabaran yang tinggi, waktu yang lama, dan juga metode pemurnian yang digunakan (memakai destilasi uap, destilasi uap-air, atau yang lain) mempengaruhi lamanya proses pemurnian. Hati menjadi was-was ketika hasil pemurnian yang didapat sedikit karena memang kadarnya sedikit. Jadi saya tahu betul untuk mendapatkan minyak yang murni dibutuhkan proses yang lama dan tidak mudah, inilah yang menyebabkan harga minyak murni itu mahal harganya.
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyeka dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakiNya dengan minyak wangi itu. Lukas 7: 38. Lihat! Tindakan penyembahan yang luar biasa dari Maria, seorang perempuan berdosa! Setiap orang di kotanya melihat bahwa begitu banyak dosa yang diperbuat Maria. Dia dikenal sebagai seorang perempuan berdosa. Apa reaksimu atau apa yang akan terjadi denganmu, saudara, ketika tetangga-tetanggamu atau orang-orang di kotamu mengenalmu sebagai seorang yang berdosa, sebagai orang yang melakukan dosa? Maria mengerti betul tentang perasaan tidak layak, tertolak, dan terhina. Dia mengalaminya! Maria menangis. Hatinya hancur! Air mata yang mengalir dari hatinya yang terdalam, Ia membasahi kaki Yesus yang kotor akibat debu-debu di jalanan dengan air matanya. Maria rela mengambil tempat terendah hanya untuk membasuh kaki Yesus dengan air matanya. Ia menyeka kaki Yesus yang telah dibasahi oleh air matanya dengan rambutnya. Rambut dianggap sesuatu yang berharga bagi seorang wanita. Rambut melambangkan kehormatan seorang wanita. Maria menggunakan rambutnya yang dianggap berharga untuk menyeka kaki Yesus yang kotor karena kotoran dan debu. Hei, Maria melakukannya! Kemudian Maria mencium kaki Yesus dan meminyakiNya dengan minyak yang mahal. Maria bahkan sudah tidak mengingat-ingat harga dirinya lagi, dengan melakukannya untuk mendapatkan hati Yesus. Dia menundukkan dirinya sendiri untuk meraih Yesus. Hati Yesus disenangkan.
Maria memang bukanlah orang yang sempurna. Dia pendosa, sama seperti saya dan saudara. Tetapi dia mengenal siapa Yesus, juga kasihNya yang menerima Dia tanpa syarat. Firman Tuhan dikatakan: Dia diselamatkan oleh imannya. Dia melakukan tindakan penyembahan dengan kerendahan hati, ketulusan, dan dengan hati yang betul-betul menginginkan Tuhan. Ya. Maria sangat-sangat ingin mendapatkan hatiNya. Maria memang bukanlah orang yang sempurna tetapi dia rindu menyenangkan Yesus yang sempurna.
Penyembahan membutuhkan harga untuk dibayar. Tuhan mengajarkan banyak hal kepada saya tentang penyembahan dari seorang Maria. Maria membawa sebuah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Maria begitu dekat dengan Yesus. Tidak ada hal yang dapat menggantikan saat pribadi bersama Allah. Tidak ada pengganti bagi hubungan dengan Kristus. Menyanyikan lagu indah tentang Tuhan adalah hal yang luar biasa, tetapi itu belum cukup. Menyembah adalah berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang dipenuhi pemujaan. Menyembah Allah adalah menundukkan diri kepadaNya, memujaNya, dan memandang keindahannNya dengan kagum. Penyembahan adalah ungkapan kasihmu kepada Tuhan. Berdoalah agar hatimu memiliki hati yang menyembah seperti Maria, saudara.
Bukan orang-orang mati akan memuji-muji Tuhan, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi, tetapi kita, kita akan memuji Tuhan, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya! Mazmur 115: 17-18.
0 comments:
Post a Comment